Kenapa sih
harus ada sebuah Bank Sentral di setiap Negara? Anda dapat menemukan jawaban
atas pertanyaan ini dengan tiga langkah mudah. Pertama, ambillah dompet di saku
Anda. Kedua, keluarkan Uang dari dalam dompet Anda. Terakhir, bacalah tulisan
yang berbunyi ‘Bank Indonesia’ yang tertera pada Uang Anda.
Ya,
fungsi klasik dari sebuah Bank Sentral adalah menyediakan Uang kepada seluruh
penduduk di suatu Negara. Sebagaimana kita ketahui bersama, Uang berfungsi
sebagai alat transaksi bagi setiap kegiatan ekonomi. Tanpa kehadiran Uang, maka
kita akan mundur kembali ke zaman dahulu ketika transaksi ekonomi masih
menggunakan sistem barter. Seiring dengan perkembangan teknologi, sistem barter
kemudian berangsur-angsur digantikan dengan Uang. Apa sebab? Barter memiliki satu
kelemahan utama yaitu sulitnya untuk menemukan barang yang cocok untuk ditukar.
Uang kemudian hadir sebagai jawaban atas kelemahan yang ada pada sistem barter.
Bukan
hanya sekedar alat transaksi, Uang kemudian bertransformasi menjadi simbol
kedaulatan sebuah Negara. Masih lekat dalam ingatan kita bersama bahwa penyebab
utama berpisahnya salah satu daerah terluar, yaitu Pulau Sipadan dan Ligitan
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 17 Desember 2002 adalah
karena Uang. International Court of
Justice (ICJ) ketika itu menemukan fakta bahwa mata Uang yang digunakan
oleh penduduk Pulau Sipadan dan Ligitan adalah Ringgit, bukan Rupiah. Didasari fakta
tersebut, sebanyak 16 dari total 17 hakim ICJ memutuskan Pulau Sipadan dan
Ligitan menjadi wilayah teritorial Negara Malaysia.
Ketersediaan
Uang dalam jumlah dan pecahan yang sesuai juga sangat penting untuk menjaga agar
tingkat harga di suatu wilayah stabil. Sebagai contoh sederhana, ketiadaan Uang
Logam pecahan Rp100 di suatu daerah akan memicu kenaikan harga barang dan jasa.
Mengapa? Karena tidak punya Uang kembalian, pedagang pasar akan menaikkan harga
jual sayur bayam dari semula Rp1.400 per ikat menjadi Rp1.500 per ikat. Bila dihitung,
tingkat kenaikan sayur bayam karena tidak adanya Uang Logam pecahan Rp100 mencapai
sekitar 7%! Berbagai contoh di atas menggambarkan pentingnya fungsi Bank
Sentral dalam menyediakan Uang kepada seluruh penduduk di suatu Negara.
Penyediaan Uang Merupakan Fungsi Klasik Bank
Sentral. | Sumber : Bank Indonesia
|
Outstanding
Execution : Memastikan Rupiah Bersinar
Hingga Daerah Terluar
Sebagai
salah satu Negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17.000 pulau, tantangan bagi
Bank Indonesia dalam menyediakan Uang Rupiah hingga ke pelosok Negeri tentu
tidak mudah. Saat ini, jumlah Kantor Depo Kas dan Kantor Perwakilan Bank
Indonesia yang menyediakan layanan perkasan (baik layanan kas di dalam kantor
maupun layanan kas keliling) di seluruh Indonesia baru mencapai 47 (empat puluh
tujuh) titik. Tentunya, jumlah tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan Uang
Rupiah di Indonesia, khususnya di daerah terluar. Nah, resep ampuh yang dilakukan oleh Bank Indonesia agar Uang Rupiah
terdistribusi dalam jumlah yang cukup, pecahan yang sesuai, dan kondisi yang
layak edar, di daerah terluar adalah dengan meningkatkan jumlah kas titipan.
Kas
titipan adalah kegiatan penyediaan Uang Rupiah milik Bank Indonesia yang dititipkan
kepada salah satu bank umum untuk mencukupi persediaan kas perbankan di suatu
daerah. Tujuan utama kas titipan adalah terpenuhinya kebutuhan Uang bagi
masyarakat di suatu daerah. Pembukaan kas titipan akan jauh lebih efisien dibandingkan
dengan membuka Kantor Perwakilan Bank Indonesia baru di suatu daerah, terutama di
daerah terluar.
Perkembangan Jumlah Lokasi Kas Titipan. |
Sumber : Bank Indonesia
|
Setiap
tahunnya, Bank Indonesia terus menambah jumlah kas titipan di berbagai daerah. Sepanjang
tahun 2016, Bank Indonesia menambah 27 (dua puluh tujuh) lokasi kas titipan
sehingga total lokasi kas titipan menjadi sebanyak 62 (enam puluh dua) lokasi
di seluruh Indonesia. Dengan penambahan lokasi kas titipan tersebut, layanan
kas Bank Indonesia kini mampu menjangkau 82% dari seluruh kabupaten / kota di
Indonesia.
Transformasi
yang dilakukan Bank Indonesia dalam hal penyediaan Uang Rupiah tersebut akan
terus dilakukan. Sejalan dengan salah satu tema transformasi di Bank Indonesia,
yaitu Outstanding Execution, Bank
Indonesia akan terus menambah lokasi kas titipan di berbagai daerah hingga
mencapai 107 (seratus tujuh) lokasi. Jumlah tersebut akan menjangkau seluruh
kabupaten / kota di Indonesia. Dengan demikian, cita-cita mulia menghadirkan
Uang Rupiah hingga ke seluruh pelosok Negeri dapat tercapai.
Peta Layanan Kas Bank Indonesia dan Daftar Bank
Pengelola Kas Titipan. | Sumber : Bank Indonesia
|
Berbicara
mengenai daerah terluar, salah satu Provinsi yang ditetapkan oleh Pemerintah melalui
Keppres No.6 Tahun 2017, adalah Sulawesi Utara. Menurut Keppres tersebut, terdapat
beberapa daerah terluar di Sulawesi Utara, diantaranya adalah Kabupaten Kepulauan
Sitaro, Sangihe, dan Talaud. Untuk menyediakan kebutuhan Uang Rupiah bagi
masyarakat Sulawesi Utara, saat ini Bank Indonesia memiliki 1 (satu) Kantor
Perwakilan di Kota Manado dan 2 (dua) lokasi kas titipan yaitu di Kota
Kotamobagu dan Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Tidak
cukup sampai di sana, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara akan
membuka 3 (tiga) lokasi kas titipan baru di tahun 2017, yaitu di Kota Bitung,
Kabupaten Kepulauan Sitaro, dan Kabupaten Kepulauan Talaud. Dengan jumlah
tersebut, layanan kas Bank Indonesia akan menjangkau seluruh 15 (lima belas) daerah
kabupaten / kota di Sulawesi Utara.
Peta Rencana Penyediaan Layanan Kas BI di
Sulawesi Utara. | Sumber : Bank Indonesia
|
Lalu, bagaimana proses
pembukaan kas titipan itu sendiri?
Proses
pembukaan kas titipan terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah pemetaan
wilayah calon kas titipan. Pemetaan wilayah dilakukan dengan mempertimbangkan
profil daerah, jarak antara wilayah calon kas titipan dengan Kantor Perwakilan
Bank Indonesia setempat, jumlah kantor bank, dan perkembangan serta potensi
perekonomian daerah.
Tahap
kedua adalah survey ke lokasi calon kas titipan. Berdasarkan hasil pemetaan
wilayah, Bank Indonesia melakukan survey ke lokasi calon kas titipan untuk
menggali informasi secara lebih detail. Informasi yang ingin diperoleh dalam
tahap ini antara lain sarana dan prasarana yang dimiliki perbankan setempat, kondisi
dan kapasitas khazanah (tempat penyimpanan Uang), tingkat kebutuhan Uang, serta
pendapat perbankan dan Pemerintah Daerah setempat mengenai rencana pembukaan
kas titipan.
Survey Lokasi Calon Kas Titipan di Sulawesi
Utara. | Sumber : Dokumentasi Pribadi
|
Tahap
ketiga adalah melakukan analisa. Berdasarkan data dan informasi yang terkumpul,
Bank Indonesia akan melakukan analisa untuk menentukan apakah lokasi tersebut telah
memenuhi kriteria persyararatan pembukaan kas titipan. Apabila memenuhi seluruh
kriteria, maka Bank Indonesia akan membuka kas titipan di daerah tersebut. Pembukaan
kas titipan oleh Bank Indonesia dilakukan melalui penandatanganan perjanjian
pengelolaan kas titipan dengan salah satu bank umum yang ditunjuk sebagai bank
pengelola kas titipan.
Lantas, manfaat apa saja
yang bisa didapat dengan membuka kas titipan?
Setidaknya
ada 4 (empat) manfaat utama kas titipan. Dari sisi perbankan, biaya dan risiko pengelolaan
Uang Rupiah (cash handling) akan semakin
rendah. Biaya cash handling merupakan
salah satu komponen biaya terbesar bagi kantor cabang bank selain biaya gaji
pegawai, khususnya bagi perbankan di daerah terluar.
Mengapa?
Untuk menyediakan kebutuhan Uang bagi nasabah, bank akan melakukan remise
(penarikan / penyetoran Uang) secara berkala ke kantor cabang yang lebih besar.
Sebagai gambaran, perbankan di Kepulauan Talaud akan menempuh 28 (dua puluh
delapan) jam perjalanan bolak-balik dengan
menggunakan kapal laut untuk menarik Uang dari kantor cabang yang ada di
Manado. Biaya yang dikeluarkan mencapai Rp9 juta untuk sekali remise. Belum
lagi ditambah risiko keamanan di sepanjang perjalan menuju ke Manado. Nah, dengan adanya kas titipan, maka bank
tidak perlu lagi melakukan remise, sehingga biaya dan risiko cash handling akan semakin rendah.
Manfaat
selanjutnya dapat ditinjau dari sisi masyarakat. Dengan adanya kas titipan,
maka kebutuhan masyarakat terhadap Uang dalam jumlah yang cukup, pecahan yang
sesuai, dan kondisi yang layak edar akan semakin terpenuhi. Cerita si pedagang
pasar yang menaikkan harga sayur bayam karena tidak memiliki Uang kembalian
tentunya tidak akan terulang kembali. Selain itu, kondisi Uang di dompet
dijamin tidak akan lusuh karena kas titipan juga menyediakan layanan penukaran Uang
bagi masyarakat.
Manfaat
ketiga adalah meningkatkan aktivitas perekonomian daerah. Tersedianya Uang
Rupiah dalam jumlah yang cukup dan pecahan yang sesuai akan semakin memudahkan
masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi. Para pelajar dapat dengan mudah
membayar angkot untuk pergi menuntut ilmu ke sekolah. Pembayaran gaji bagi Aparatur
Sipil Negara (ASN) oleh Pemerintah Daerah dapat dilakukan dengan mudah. Pelaku
usaha dapat dengan mudah bertransaksi dengan pembelinya. Jika transaksi
pembayaran berjalan dengan lancar, maka aktivitas perekonomian akan tumbuh ke
arah yang lebih baik.
Seperti
yang telah disinggung di awal, manfaat kas titipan yang terakhir dan paling penting
adalah menjaga kedaulatan di setiap jengkal NKRI. Melalui ketersediaan Uang
Rupiah, setiap transaksi yang dilakukan di Negeri ini, khususnya di daerah
terluar, akan dilakukan dengan menggunakan Rupiah. Dengan demikian, kisah pilu
Pulau Sipadan dan Ligitan niscaya tidak akan terulang kembali.
Manfaat Kas Titipan. | Sumber : Bank Indonesia
|
Berdasarkan
uraian di atas, rasanya kita sepakat bahwa upaya penyediaan Uang Rupiah merupakan
sebuah pondasi penting dalam membangun bangsa ini. Layaknya aliran darah ke setiap
jengkal tubuh, Uang Rupiah akan menopang denyut perekonomian dan menjaga
kedaulatan bangsa ini. Melalui semangat transformasi, Bank Indonesia akan memastikan agar Rupiah senantiasa bersinar hingga daerah
terluar!
Referensi
:
Bank Indonesia. 2017. Laporan Perekonomian Indonesia 2016 : Bersinergi Memperkuat Resiliensi,
Mendorong Momentum Pemulihan Ekonomi. Jakarta : Bank Indonesia.
1 komentar: