Pulau Mahoro, Bidadari Suci di Utara Bumi Pertiwi | Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Bagai bidadari
yang masih suci, Tuhan memastikan pulau ini agar tidak dihuni. Dijaga oleh berjuta
gua alami dan birunya lautan yang seakan tak bertepi. Inilah Pulau Mahoro, salah
satu keindahan hakiki di utara Bumi Pertiwi.
Pulau Mahoro terletak di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara. Berjajar indah dengan gugusan pulau-pulau
lainnya di utara Sulawesi. Bagi kebanyakan orang, namanya mungkin belum
mengalahkan ketenaran Pulau Bunaken, namun tidak dengan keindahannya.
Untuk menginjakkan kaki di pulau yang tidak berpenghuni
ini, Anda butuh sedikit kesabaran. Dari pelabuhan Manado, Anda harus naik kapal
laut ke pelabuhan Siau, sebelum melanjutkan perjalanan dengan perahu motor
menuju Pulau Mahoro.
Infografis Dari Manado Menuju Pulau Mahoro | Sumber : Pribadi |
Perjalanan dari Manado menuju Siau dapat Anda tempuh
selama kurang lebih 4 jam dengan menggunakan kapal laut bernama Majestic
Kawanua yang berlabuh setiap hari pada pukul 09.00 WITA. Untuk tiket kelas VIP,
Anda dapat membelinya dengan harga Rp240 ribu, sudah termasuk dengan sekotak
nasi campur untuk melawan rasa lapar dan mabuk laut.
Meninggalkan Pelabuhan Manado Menuju Siau | Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Sebelum bersandar di Siau, kapal laut Majestic
Kawanua akan singgah terlebih dahulu selama 10 menit di Pulau Biaro dan Tagulandang.
Saat singgah, penjual jajanan pasar akan masuk ke dalam kapal dan menawari Anda
berbagai macam jajanan khas daerah, mulai dari sukun, kenari, hingga salak.
Gunakan kesempatan ini untuk mengisi kembali persediaan makanan Anda.
Raungan mesin kapal yang diselingi deburan ombak
akhirnya akan membawa Anda ke pelabuhan Ulu di Siau. Sambil menghirup udara segar,
nikmatilah lezatnya ikan bakar dabu-dabu di rumah makan kawasan Plaza Siau, yang
letaknya tidak jauh dari pelabuhan. Bagi Anda penikmat kopi, Anda juga bisa
menikmati kopi khas Minahasa di kedai kopi yang juga tidak terlalu jauh dari pelabuhan.
Untuk urusan penginapan, sayangnya Siau tidak menawarkan
banyak pilihan bagus. Penulis menyarankan Anda untuk menginap di Penginapan Little
House atau Hotel Jakarta, karena kualitasnya yang lumayan dan letaknya yang
dekat dengan pelabuhan. Harga kamar per malam sekitar Rp300 ribu, sudah
termasuk sarapan.
Bersama Kawan Meninggalkan Pelabuhan Ulu Siau Menuju Pulau Mahoro | Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Setelah beristirahat sejenak, tiba saatnya melanjutkan
perjalan ke Pulau Mohoro. Jika Anda tidak sedang berwisata bersama orang lokal,
pesanlah perahu motor nelayan melalui petugas penginapan. Biaya sewa perahu berkisar
antara Rp200 ribu sampai dengan Rp400 ribu, tergantung keahlian Anda dalam
menawar. Satu perahu motor dapat membawa hingga 10 penumpang.
Pulau-Pulau Kecil dan Gua Alami di Sepanjang Perjalanan Menuju Pantai Mahoro | Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Pulau Mohoro sendiri merupakan salah satu gugusan
kepulauan Buhias. Selama perjalanan, Anda akan menjumpai pulau-pulau lainnya,
seperti Pulau Pahepa, Tapile, Kapuliha, dan Masare. Jangan lewatkan pula
beberapa gua alami yang terbentuk dari karang, tempat habitat burung walet.
Penulis sendiri berkunjung ke Pulau Mahoro pada awal
bulan November, saat ombak sedang tinggi. Tidak heran bahwa di selama
perjalanan, deburan ombak seringkali menggoyangkan perahu motor cukup kuat.
Bibir Pantai Pulau Mahoro | Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Setelah terombang-ambing selama kurang lebih 45
menit, kini tibalah saatnya memeluk sang bidadari. Pasir putih yang terhampar
bersih di pinggir pantai seraya menanti sang petualang sejati. Hamparan bukit
berwarna hijau pekat menjadi latar belakang pulau mungil seluas 14 hektar ini.
Pulau Mahoro | Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Menurut berbagai sumber, Pulau Mahoro juga
menyajikan keindahan bawah laut dengan hamparan terumbu karangnya yang terletak
tidak jauh dari bibir pantai. Sayangnya, perlengkapan snorkeling atau diving
tidak disediakan, sehingga Anda harus membawa sendiri.
Keindahan Pulau Mahoro sedikit banyak sudah dikenal
hingga mancanegara. Pulau ini pernah menjadi salah satu lokasi shooting acara reality show televisi Korea Selatan, Law of the Jungle.
Penulis Bersama Istri Tercinta di Pulau Mahoro | Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Jangan hanya terdiam, segeralah buka pakaian Anda
dan nikmati segarnya sensasi berenang di laut lepas nan jernih. Bagi Anda yang
tidak suka berbasah-basahan, Anda dapat duduk di pasir putih sambil memandangi
indahnya panorama bahari yang tiada duanya. Jika ingin bermalam di sini, siapkan
tenda dan makanan secukupnya, mengingat pulau ini tidak berpenghuni.
Penulis dan Kawan Berswafoto di Pantai Mahoro | Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Tidak terasa sudah satu setengah jam berada di
pelukan sang bidadari. Sang mentari perlahan mulai menjauh dari pandangan,
merubah warna kuningnya menjadi jingga. Sambil membersihkan butiran pasir dari
celana, dengan berat hati penulis bergegas kembali ke perahu.
Di tengah raungan mesin perahu motor yang menderu, terucap
doa agar suatu saat nanti bisa kembali bertemu.
0 komentar: