“Hari
Sabtu minggu depan ngajar nulis di Semarang mau ga, Nod?” Suara Rafael
terdengar bersemangat dari balik gagang telepon kantor.
Jikalau
ada orang yang mengenal saya lewat akun Instagram, lantas ia beranggapan bahwa
saya jago menulis, tentu saja saya tidak heran. Sebab saya memang sengaja
menampilkan deretan prestasi kepenulisan di akun media sosial. Namun tatkala ada
rekan sejawat di kantor yang meminta saya mengajar ilmu kepenulisan, bagi saya,
ini baru luar biasa.
“Kalau
Bapak El sudah memerintah, saya harus menjawab, siap laksanakan!” canda saya kepada
Rafael sekaligus menerima tantangan yang ia suguhkan.
Dan tepat
pada Jumat sore, terbanglah saya ke Semarang dengan membawa sebuah laptop dan segudang
harapan.
***
Jujur saja. Bagi saya,
menulis memang telah menjadi makanan sehari-hari. Di kantor, tiada hari tanpa
menulis. Ada kajian, laporan, hingga analisis penuh grafik dan deret angka yang
harus saya rampungkan.
Maklum saja, kantor saya
memang berkutat di bidang ekonomi dan keuangan. Jadi, mata saya sudah terbiasa
memindai ribuan aksara dan angka saban hari kerja.
Sepulang kerja sama saja.
Saya terbiasa menganggit berbagai artikel pada malam hari atau akhir pekan.
Entah untuk kepentingan lomba blog, merangkai opini di surat kabar, mengisi
kolom untuk majalah kantor, atau sekadar mengeluarkan unek-unek yang terpendam.
Kalau berhasil menang
lomba, ya, alhamdulillah. Tatkala
tulisan saya tembus di koran lokal, tentu saja saya bangga. Jangankan kedua hal
tadi. Bila ide sudah tersalurkan lewat untaian kata dan titik terakhir kelar
ditaja, saya juga sudah sangat bergembira.
Walaupun terbiasa menulis, akan
tetapi mengajar ilmu kepenulisan itu bagaikan dimensi yang jauh berbeda. Sebab
jika biasanya tulisan saya digunakan untuk kepentingan pekerjaan dan hobi
semata, kini saya harus mengajari para penulis kantoran.
Letak perbedaan sebenarnya
ada pada ihwal kebenaran. Jikalau salah ketik (typo) atau alpa menaruh titik pada karya tulis sendiri, tentu hanya
saya yang merasakan efek negatifnya. Dikoreksi atasan atau gagal menjuarai
lomba adalah dua contoh dampak yang ditimbulkan. Setelahnya, hanya tersisa dua
hal: bersabar dan mau kembali belajar.
Namun jikalau saya sampai
salah mengajari ilmu menulis, maka imbasnya bisa ke mana-mana. Konsekuensinya, peserta
yang saya ajari bisa keliru mengudar kata-kata atau kalimat berbahasa
Indonesia. Lebih-lebih, mereka adalah pengelola konten situs intranet kantor
perwakilan dari seluruh Indonesia. Kalau sudah begini, tentu citra diri dan
karier saya yang menjadi taruhannya.
Maka, berangkat ke Semarang
dan menerima tugas mengajar bukanlah sebuah hiburan. Ini adalah tantangan yang
wajib saya tuntaskan. Rasa gugup dan galau tentu saya rasakan. Namun, berbekal ilmu
dan pengalaman yang jauh dari kata asal-asalan, saya tampil percaya diri di
depan podium dan memulai pelajaran.
“Assalamualaikum. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Perkenalkan, nama saya Adhi Nugroho, biasa dipanggil Nodi. Hari ini kita akan
sama-sama belajar tentang Resep Meracik
Kata,” tutur saya membuka sesi presentasi sambil memegang pengeras suara.
“Mengapa bukan Kiat Menulis yang Baik dan Benar atau Delapan Cara Menulis Popular? Tentu ada alasan mengapa materi ini saya beri
judul Resep Meracik Kata.” Sengaja
saya pancing dengan pertanyaan sederhana demi merangsang otak pemirsa agar
mulai bekerja.
“Teman-teman sekalian,
judul adalah wajah dari tulisan. Jikalau indah dibaca dan enak didengar, maka
pembaca akan tergugah masuk ke dalam. Dengan memilih judul yang tepat, niscaya pembaca
mudah larut dalam nikmat.”
Mata saya mulai menyapu
audiens dari pojok kanan hingga sudut kiri. Saya biarkan aula diliputi keheningan,
agar peserta larut dalam konstruksi gagasan yang saya kemukakan.
“Supaya teman-teman
tertarik, akhirnya materi ini saya beri tajuk Resep Meracik Kata. Dalam dua jam ke depan, kita akan belajar tiga
hal. Pertama, kiat menumbuhkan motivasi menulis, kemudian teknik merangkai
paragraf yang menarik, dan terakhir ragam salah kaprah yang acapkali dilakukan
penulis. Sekarang, mari kita mulai bagian pertama.”
Raut wajah peserta mulai
tampak serius. Sebagian lagi mengangguk-ngangguk. Pandangan yang tadinya
diarahkan ke laptop, kini mereka tujukan ke depan panggung, tempat saya
bernaung.
Kesuksesan ice breaking di awal presentasi membuat
rasa gugup saya hilang tak berbekas. Sejurus kemudian, lisan saya langsung
pandai memainkan perannya dalam melantangkan kata-kata. Habis bagaimana lagi,
pada dasarnya saya memang suka bercuap-cuap, sih. Hehehe.
Kawan, tentu tidak semua
materi di Semarang akan saya ulas di sini. Selain memang sifatnya terbatas,
saya juga khawatir nanti kalian bosan dan keburu pindah laman. Percayalah,
presentasi berdurasi dua jam sangat sulit diurai dalam 1.500—2.000 kata saja.
Namun tenang saja. Jangan
buru-buru kecewa. Sebab ada satu perkara istimewa yang bisa saya bagikan untuk
mengembangkan kemampuan menulis kalian. Ya, apalagi kalau bukan ragam
kekeliruan dalam menulis?
Dari sana, kita bisa
belajar memilih kata yang benar, bukan pasaran. Jadi, mari kita tajamkan pensil
dan renggangkan jari-jemari.
Sudah siap? Yakin? Oke.
Sekarang coba perhatikan gambar di bawah ini.
Di antara ketiga gambar
tersebut, manakah kalimat yang benar? Pertama, kedua, atau yang ketiga? Yang
jelas hanya ada satu jawaban yang tepat.
Tatkala saya tanyakan hal
yang sama kepada para peserta ajar, mereka terbagi menjadi tiga kubu. Sebagian
besar menjawab nomor satu. Sisanya mengacungkan tangan sembari meneriakkan
nomor dua dan tiga. Maka, sebagian dari mereka sudah pasti ada yang keliru.
Sebelum saya beri tahu
jawabannya, coba kita renungkan sejenak. Ternyata di antara kita masih ada yang
salah kaprah memilih kata pada perkara yang terlihat sederhana, seperti
menyewakan rumah. Sekali-kali, jalanlah keliling komplek perumahan. Saya berani
bertaruh kalian akan menemukan banyak kekeliruan seperti contoh gambar di atas.
Jadi, kata mana yang tepat
digunakan ketika pemilik rumah ingin menyewakan rumahnya? Oke. Jawabannya ada pada
kalimat berikut ini. Silakan teliti sepenuh hati.
Jelas, ya! Kalau mau
menyewakan rumah, kata yang tepat diterakan pada papan pengumuman adalah “dikontrakkan”,
bukan “di kontrakan” apalagi “dikontrakan”. Hati-hati! Sebab salah
memilih kata bisa berujung kekeliruan makna.
Bagi sebagian orang,
kekeliruan seperti itu mungkin terlihat sederhana. Tidak perlu terlalu
diumbar-umbar atau dibesar-besarkan. Namun sebenarnya, ini adalah anggapan yang
sangat keliru. Bahkan sangat fatal bagi kelestarian bahasa Indonesia.
Sekarang, coba kita
bayangkan. Kalau kekeliruan itu berasal dari lembaga pemerintah, wakil rakyat, atau
tokoh publik nasional, maka potensi ditiru oleh orang banyak akan semakin
besar. Ujung-ujungnya, masyarakat akan semakin terjerumus ke jurang kesalahan
yang lebih dalam.
Padahal, sesuai UU
No.24/2009, bahasa Indonesia difungsikan sebagai bahasa komunikasi tingkat
nasional dan media massa. Saban peringatan Sumpah Pemuda, kita juga selalu
menggaungkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa. Maka, miris
rasanya tatkala kita keliru berbahasa Indonesia, hanya karena malas
mempelajarinya.
Pada titik ini, para
peserta di Semarang bertanya. Apakah ada tokoh publik yang keliru berbahasa
Indonesia?
Sayangnya, jawabannya ada.
Saya pun langsung menampilkan opini saya dalam surat kabar Tribun Manado 20 dan
21 Maret 2019, di depan layar presentasi. Kalian juga boleh baca, kok. Silakan!
Jujur saja, ketika
menampilkan gambar di atas, saya langsung merasa #AutoKeren. Hehehe.
Mengapa? Bukan karena keberhasilan
saya mengkritik cara berkomunikasi pemimpin bangsa dengan cara yang baik,
benar, dan elegan. Sama sekali bukan. Tetapi karena saya berhasil meluruskan
pemahaman puluhan peserta yang hadir pada saat itu tentang bagaimana semestinya
bahasa Indonesia digunakan.
Nanti dulu. Sepertinya
bukan hanya para peserta ajar saya di Semarang yang tercerahkan. Mungkin juga
kalian para pembaca dan juri yang sedang menilai artikel ini. Benar, kan?
Lantas, bagaimana dengan
seorang blogger? Apakah wajib
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar? Kalau itu, saya kembalikan
kepada kalian. Kalau kalian tanya saya, jawabannya sudah jelas, bukan?
Nah, peran blog tentu tidak
bisa dikesampingkan dari upaya meluruskan kekeliruan berbahasa Indonesia. Sebab
pada era digital, segala informasi bisa dicari lewat Google. Jikalau blog yang
tampil di halaman pertama keliru memilih kata, maka pembaca bisa ikut-ikutan
terjerumus dalam kesalahan berbahasa.
Sebaliknya juga demikian.
Apabila blogger mau meningkatkan
kemampuan berbahasa Indonesianya, maka sudah tentu bangsa ini akan cepat
tercerahkan. Pembaca tidak perlu membolak-balik halaman surat kabar nasional
bila memerlukan informasi yang baik. Cukup mengetik beberapa kata kunci di
mesin pencari, maka artikel dengan ulasan apik dan tutur bahasa yang tepat,
bisa segera didapatkan.
Itu baru urusan konten dan
kata. Belum urusan penyedia hosting,
yang bila salah pilih, juga tak kalah berbahaya. Loading time lama, server
jebol, sering diserang spam, hingga diping-pong helpdesk saat terjadi gangguan adalah sekelumit kisah bila kalian
menggunakan penyedia hosting
abal-abal.
Nah, supaya konten dan tutur
kata di blogpost yang sudah ciamik tidak terganggu dengan berbagai
masalah tadi, maka pilihlah penyedia hosting
yang terpercaya. Salah satunya adalah Jagoan
Hosting yang memberikan segudang keunggulan supaya
blog kalian seketika menjadi #AutoKeren.
Penasaran? Makanya jangan
buru-buru pindah laman. Simak ulasannya dalam beberapa ratus kata ke depan.
Jagoan Hosting adalah
layanan penyedia hosting dan domain
murah, serta jasa pembuatan website asal
Malang yang telah beroperasi sejak 2007. Layanan besutan PT Beon Intermedia ini
telah memenuhi kebutuhan hosting dan domain bagi lebih dari 25.000 pelanggan.
Tentu ada alasan mengapa
puluhan ribu pelanggan tersebut mempercayakan website-nya diurusi oleh Jagoan Hosting. Saya mencatat, setidaknya
ada lima keunggulan yang dimiliki oleh Jagoan Hosting. Silakan tilik infografis
berikut ini.
Pertama, murah. Jagoan
Hosting hadir dengan promo yang sulit untuk kalian lewatkan. Ya, apalagi kalau
bukan domain dan hosting berkualitas tinggi dengan harga yang sangat miring?
Untuk urusan hosting murah, Jagoan Hosting mengemasnya
dalam paket bernama Hosting
Kece. Tidak
tanggung-tanggung, paket ini dibanderol dengan harga Rp11.000 per tahun. Ya,
kalian tidak salah baca: sebelas-ribu-rupiah-per-tahun.
Dahsyat, bukan?
Selain itu, Jagoan Hosting
juga menyediakan layanan hosting dan domain murah sekaligus, yang dinamakan
dengan paket Blogger
Kece. Ya, sesuai namanya, paket ini memang sangat
cocok bagi blogger yang ingin berkembang
di jagat dunia maya.
Sudah, tinggalkan saja domain gratisan yang kalian punya. Kini,
sudah saatnya beralih ke top level domain
(TLD). Sebab biaya berlangganan paket Blogger Kece ini hanya seharga Rp50.000
per tahun! Kabar baiknya, paket ini memberikan kalian bonus 1 domain .blog dan 1 cloud mail secara cuma-cuma. Kurang apa, coba?
Bagaimana, sudah jelas?
Kalau belum, silakan teliti kembali infografis di bawah ini, ya!
Kedua, performa tangguh.
Jagoan Hosting menggunakan CloudLinux
yang memberikan jaminan kestabilan website
kalian. Selain itu, teknologi ini juga membuat laman website menjadi lebih ringan,
tangguh, dan aman.
Selain itu, paket hosting di Jagoan Hosting juga
dilengkapi dengan LiteSpeed Cache
yang akan membantu otak laptop atau komputer kalian mencerna memori secara
cepat. Alhasil, loading time website akan meningkat hingga mencapai 90%.
Kapasitasnya bagaimana? Tentu
saja lumayan besar. Baik paket Hosting Kece maupun Blogger Kece, keduanya memiliki
ruang penyimpanan sebesar 200 mega byte. Rentang bandwidth pun mencapai 2,5 giga
byte. Menurut saya, jumlah tersebut sudah lebih dari cukup bagi kalian
yang sekadar ingin merangkai kata di website.
Masih belum cukup? Tenang.
Bagi kalian yang tidak paham cara mengembangkan website, Jagoan Hosting juga punya solusinya. Sebab paket website di Jagoan Hosting telah
terintegrasi dengan WordPress. Tidak
perlu paham coding, kalian bisa langsung
memiliki website berpenampilan menarik.
Ketiga, aman dan nyaman. Setiap
hal yang berkaitan dengan teknologi digital, ihwal keamanan sangatlah penting.
Mengapa? Sebab kita tidak ingin data-data yang disimpan dalam hosting tiba-tiba hilang tanpa bekas.
Bersama Jagoan Hosting,
kalian tidak perlu khawatir hal ini terjadi. Sebab Jagoan Hosting memiliki
fitur back-up harian, SSL Certified, Virus Scanner, Full Managed
DNS, FTP Upload, Multi PHP Version, dan phpMyAdmin.
Seluruh data yang tersimpan di website,
akan aman sentosa. Kalian cukup memikirkan konten yang positif, Jagoan Hosting
akan menjaganya baik-baik.
Aman sudah. Sekarang
tinggal kenyamanan. Jagoan Hosting membuka layanan pelanggan hingga 24 jam
dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Bila ada kendala atau hal apapun yang
ingin ditanyakan, customer service
dan teknisi profesional Jagoan Hosting akan siap siaga membantu kalian.
Untuk urusan bayar-membayar,
Jagoan Hosting juga memberikan kenyamanan untuk kalian. Sebab pilihan metode
pembayaran yang tersedia sangat variatif. Kalian bisa membayar tagihan lewat
bank (BCA dan BNI), uang elektronik (Go-Pay), kartu kredit, atau dengan uang
tunai melalui kasir Indomaret. Bagaimana? Enak, bukan?
Keempat, pilihan nama
domain yang melimpah. Bagi seorang blogger atau digital entreprenuer, domain layaknya sebuah identitas. Domain yang baik dapat merepresentasikan ciri khas dari pemiliknya.
Maka, memilih domain sama pentingnya
dengan menentukan nama sebuah produk atau perusahaan. Bila namanya enak
didengar, maka bisnis atau pageviews pun
semakin laris.
Nah, di Jagoan Hosting,
tersedia berbagai nama domain yang
menarik. Ada com, blog, id, club, net, xyz, org, site, online, fun, asia,
store, co, us, dan masih banyak lagi. Tinggal pilih sesuai kebutuhan kalian,
Jagoan Hosting menyediakan semuanya.
Terakhir, terpercaya. Bila
empat hal di atas belum juga membuat kalian yakin dengan Jagoan Hosting, maka
ada satu keunggulan lagi. Jagoan Hosting telah dianugerahi beberapa prestasi
mentereng di bidang bisnis internet.
CEO Jagoan Hosting Danton
Prabawanto tercatat sebagai finalis Wirausaha
Muda Mandiri tahun 2009 dari Bank Mandiri. Danton juga mendapat penghargaan
yang serupa pada ajang lainnya, yakni Indonesia Small Medium Business Entreprenuer
Award (ISMBEA) pada tahun yang sama. Selain itu, Jagoan Hosting juga dianugerahi
Best Ecommerce pada ajang pemilihan website kreatif, Sparxup Awards 2011.
Nah, sederet prestasi tadi,
tentu membuat kita yakin dengan keandalan Jagoan Hosting. Kita pun paham, bahwa
deretan penghargaan tersebut bukanlah didapat dengan keberuntungan, melainkan
kerja keras dan dedikasi tinggi. Singkat kata, pembuktian tersebut menjadi
tanda bahwa Jagoan Hosting adalah penyedia hosting
yang terpercaya.
Akhir kata, supaya tambah
yakin, segera kunjungi website Jagoan Hosting di
sini. Kalian juga bisa menyimak testimoni Rifky
Setyan Ananta, pemilik dewihijab.com yang sukses meroketkan bisnisnya bersama Jagoan
Hosting lewat video di bawah ini.
“Mas, jadi apa yang harus
saya perbuat untuk menghasilkan tulisan dan konten yang menarik?” tanya salah
satu peserta. Pertanyaan itu merupakan pamungkas sesi tanya jawab sekaligus
mengakhiri rangkaian presentasi saya pada hari itu.
“Kuncinya, jujur pada diri
sendiri,” tutur saya memulai jawaban. “Saya yakin, sebenarnya kita sendiri
paham, apakah tulisan kita sudah baik, benar, dan menarik. Tatkala bersumber
dari hati dan pikiran yang ikhlas, serta didukung oleh kemauan memilih kata
yang baik dan benar, saya yakin tulisanmu sudah menarik.”
“Yang jadi masalah hanya
satu. Sudikah kalian membuka KBBI tatkala menganggit tulisan? Maukah kalian
mencari padanan kata atau thesaurus
supaya runtutan paragraf tidak membosankan?” Saya balas dengan pertanyaan
supaya ia bisa tergugah untuk berpikir sejenak.
“Singkat kata, kalian harus
bisa menempatkan kemauan di atas kemalasan. Karena sesungguhnya, hanya
satu yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kekeliruan pada tulisan kita.
Yaitu penyakit naluriah bernama malas.
Itu saja,”
***
Artikel ini diikutsertakan
dalam Lomba Review #SobatJagoan edisi
Maret 2019 yang diselenggarakan oleh Jagoan Hosting.
Foto, gambar, ikon, vektor,
dan grafis bersumber dari koleksi pribadi, Jagoan Hosting, dan situs langganan
berbayar Envato Market, di mana penulis terdaftar sebagai anggotanya dan
memiliki hak untuk menggunakannya. Setiap gambar yang ditampilkan dalam artikel
ini diolah secara mandiri oleh penulis. Sedangkan video bersumber dari saluran
YouTube Jagoan Hosting.
Luar biasa, saya selalu kagum kalau baca tulisan-tulisan mas Nodi. Bisa enak yah dibaca sampai selesai! Tapi seumur-umur saya baru denger kata 'menganggit,' saya sampe harus googling dulu buat cari artinya. Btw ada rencana untuk bagi-bagi slide "Resep Meracik Kata"-nya gak yah mas?
ReplyDeleteSekalian sedikit koreksi, di kalimat "Untuk urusan domain murah, Jagoan Hosting mengemasnya dalam paket bernama Hosting Kece." harusnya mungkin hosting murah mas, bukan domain murah.
Ah, bisa aja, Kakak ini. Hehe. Mungkin karena tulisan ini bersumber dari pengalaman pribadi, sehingga bisa enak dibaca. Semoga bermanfaat dan menyenangkan ya, Kak.
DeleteTerima kasih atas koreksinya, Kak. Benar sekali. Baru sekarang artikel saya dipelototi serinci ini.
Akan saya perbaiki setelah pengumuman ya, Kak. Karena artikel ini diikutsertakan dalam lomba dan tenggat waktu pendaftaran telah berakhir. Tidak etis kalau saya koreksi sekarang.
Akhir kata, terima kasih sudah mampir kemari dan berkenan meluruskan kekeliruan saya. Salam hangat.
Saya kira ada foto saya di situ hehe. Moga sukses Mas
ReplyDeleteTadinya mau saya tampilkan, Mas. Hanya saja khawatir jadi terlalu panjang. Hehe.
DeleteTerima kasih sudah mampir kemari, Mas. Salam hangat.
Saya sih masih jauh kemampuan menulis Bahasa Indonesia baik dan benar ketika di blog...
ReplyDeleteShare lebih banyak lagi dong kak Resep Meracik Kata, pengen belajar lebih banyak juga����
Saya pun masih belajar, Kak. Hehe. Siap. Nanti kalau momennya tepat, saya tulis artikel lagi tentang bahasa Indonesia.
DeleteMantap kang nody.. jagoan hosting emang bagus ya.. kebetulan pengen pindah hosting nih.. semoga bisa deh.. biar semakin oke oce web nya hehehe
ReplyDeleteBener, Teh. Selain bagus, Jagoan Hosting juga murahnya ga nyantai. Hehe. Terima kasih sudah mampir kemari. Salam hangat.
DeleteSaya tiap baca tulisan mas Nodi untuk kompetisi langsung geleng-geleng. Ciut. Mahir sekali merangkai cerita. Keren. Pengen suatu saat belajar lebih dalam dengan mas nodi.
ReplyDeleteAlhamdulillah. Semoga tulisan saya bermanfaat ya, Kak. Terima kasih sudah mampir kemari. Salam hangat.
DeleteInfografis keren, kata yang mudah dicerna, alur cerita yang mudah dipahami hanya di www.nodiharap.com
ReplyDeleteWah. Mas Teguh sepertinya ahli mempromosikan blog, nih. Hehehe. Semoga bermanfaat ya, Mas. Terima kasih dan salam hangat.
DeleteSecuil pengalaman yang sangat mengesankan, Bang Nodi. Kapan ya bisa berbagi di tempat kami? Kejelian memilih sudut pandang dan kecermatan berbahasa selalu berbuah manis. Apalagi didukung Jagoan Hosting, jadi makin cakep deh!
ReplyDeleteSaya masih penasaran bertemu dengan Mas Rudi. Hehe. Semoga bisa dalam waktu dekat, ya. Amin. Terima kasih sudah mampir kemari, Mas. Salam hangat.
DeleteSy juga baru dapat kata baru nih dari mas nodi. Menganggit. Keren mas terinspirasi untuk rajin buka kbbi agar tulisan tdk membosankan. Saran yang sangat cerdas
ReplyDeleteAlhamdulillah. Semoga kosakata barunya bisa dipakai untuk artikel selanjutnya ya, Kak. Terima kasih sudah mampir kemari. Salam hangat.
DeleteWah gila keren banget artikelnya, saya belajar banyak juga buat kepenulisan dari artikel ini. Ada kisah motivasinya buat saya makin semangat juga :)
ReplyDeleteSemoga bermanfaat ya, Ko. Terima kasih sudah mampir kemari. Salam hangat.
DeleteKak Nodi...
ReplyDeleteSaya selalu suka cara Kak Nodi mengemas cerita. Selalu menarik.
Saya termasuk blogger baru yang juga sedang belajar menata Bahasa Indonesia dengan baik, tapi saya lakukan secara perlahan.
Pada Era Revolusi Industri 4.0 saat ini, kemampuan berbahasa Generasi Milenial mulai berkurang. Hal ini dikarenakan mereka tidak terbiasa menulis dan membaca. Banyak cerita di antara teman-teman saya sebagai pendidik dan saya sendiri juga sempat mengalaminya, pasti ada satu atau dua siswa yang chatting dengan bahasa seperti kepada temannya. Kami geram, tapi ya memang itu kenyataannya. Hanya sekarang bagaimana cara kita mengajak mereka berbahasa dengan baik dan benar.
Oh ya, Jagoan Hosting ternyata ada di Malang. Penasaran dengan jasa yang diberikan oleh Jagoan Hosting.
Mungkin next time, jika saya membutuhkan, saya bisa mencoba di Jagoan Hosting.
Terima kasih Kakak.
Alhamdulillah. Semoga tulisan saya membawa manfaat untukmu ya, Kak.
DeleteSebenarnya generasi milenial sering menulis dan membaca. Hanya saja, mereka lebih sering menulis dan membaca status di media sosial, ketimbang tulisan atau karya fenomenal.
Tapi tidak apa-apa. Yang penting kita tetap gigih belajar bahasa Indonesia dengan benar, dan terus menghasilkan artikel yang baik dan bermanfaat. Itu saja.
Terima kasih sudah mampir kemari, Kak. Salam hangat.
salah satu masalah selain pemilihan kosa kata yang lebih mengena adalah pemilihan judul juga mas, sedikit curhat ceritanya sih ini saya hehe
ReplyDeleteKalau judul, selera penulis saja, Mas. Sepanjang menggunakan kosakata yang benar, tidak apa-apa. Yang penting isinya bermanfaat dan tidak menyesatkan. Salam hangat.
DeleteSaya selalu kagum saat membaca tulisan Mas Nodi. Dari judulnya aja udah langsung bikin saya salah fokus dan auto baca artikelnya. Salam hangat.
ReplyDeleteTerima kasih, Mba. Wah, jangan salah fokus. Judulnya menggambarkan isinya, kok. Hehehe. Salam hangat.
Delete