Kemenangan
hanya dimiliki mereka yang gigih belajar. Kejayaan akan digenggam oleh mereka
yang sarat pengalaman. Itulah pelajaran hidup yang tiada pernah keliru. Tidak
akan terganti meski kala terus berlalu.
***
Pelajaran hidup terbaik
kadang kala bisa kita temui saat berwisata. Khususnya ketika bertualang ke objek
wisata yang sarat akan sejarah. Museum, candi, atau bangunan peninggalan masa
penjajahan, misalnya. Tentu, ada banyak hal-hal unik dan menarik yang bisa kita
pelajari dari sana.
Kita patut bersyukur bahwa Indonesia
adalah negeri yang kaya akan riwayat, legenda, dan peristiwa. Kisahnya lekang
abadi dan kekal hingga zaman sekarang. Sejak masa kerajaan hingga era
penjajahan, semuanya bisa ditelusuri dan dipelajari lewat berbagai tengara (landmark) yang mudah ditemui di berbagai
kota di Nusantara.
Nah, salah satu gedung
peninggalan zaman penjajahan yang sarat akan sejarah adalah Lawang Sewu di
Semarang. Oh, bangunan angker dan berhantu
itu, ya? Biar saya tebak, pasti di antara kalian ada yang berpikir begitu,
kan?
Kalau memang iya, ya, tidak
apa-apa. Sah-sah saja. Sebab cagar budaya seluas 14.216 m2 ini
memang terkenal seram gara-gara pernah menjadi lokasi shooting acara uji nyali beberapa tahun silam.
Hanya saja, untuk saat ini,
mari kita kesampingkan sejenak rasa takut dan ngeri. Daripada bulu kuduk
semakin merinding, mending kita ulas sejarah Lawang Sewu saja. Siapa tahu ada
di antara kalian yang hendak berkunjung ke Semarang dalam waktu dekat. Setuju?
Mengenal Lawang Sewu
Lawang Sewu dirancang dan
dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda. Setelah melewati masa pembangunan
selama 3 tahun, tepat pada 1 Juli 1907 Lawang Sewu akhirnya berdiri.
Semula, bangunan bercat
putih ini difungsikan sebagai kantor pusat Perusahaan Kereta Api Swasta. Para meneer Belanda menyebutnya dengan NIS,
singkatan dari Nederlansch Indische
Spoorweg Maatscappij. Sejarah panjang kereta api Indonesia pun bermula dari
sini.
Nama Lawang Sewu sendiri
berasal dari lidah penduduk lokal. Dalam bahasa Jawa, lawang sewu bermakna seribu
pintu. Sebutan ini tercetus lantaran banyak sekali pintu yang menghiasi
bilik dan lorong bangunan Lawang Sewu. Kendatipun demikian, sebenarnya jumlah
pintu di Lawang Sewu hanya ada 342 saja.
Pada masa perjuangan
kemerdekaan melawan Jepang, nama Lawang Sewu kembali mencuat ke permukaan.
Pasalnya, bangunan tersebut direbutkan oleh Angkatan Muda Kereta Api (AMKA)
dengan tentara Jepang. Belasan pejuang muda gugur pada pertempuran kala itu.
Dalam perkembangannya, bangunan
bersejarah yang terletak di persimpangan jalan Pandanaran dan Pemuda ini mengalami
beberapa kali perbaikan. Namun demikian, pemugaran besar-besaran terjadi pada
2011. Bagian gedung yang rusak dan hancur mendapat sentuhan renovasi. Dinding
dan pilar yang kusam dicat kembali. Alhasil, kini Lawang Sewu kembali tampak gagah
dan indah berseri.
Bagi para penggemar
fotografi, Lawang Sewu merupakan salah satu landmark
di kota Semarang yang wajib disinggahi. Keindahan arsitektur begaya aristokrat Belanda
memang menjadi daya tarik yang tidak dimiliki objek wisata lain. Karena itu
pula, tidak jarang Lawang Sewu digunakan sebagai lokasi foto pranikah.
Sejujurnya, kesan angker bangunan
yang dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia ini sudah sirna. Meskipun berkunjung
pada malam hari, ia tampak indah dan mewah. Kini, Lawang Sewu memang seperti
terlahir kembali setelah memenangi perjuangannya melawan waktu.
Berwisata ke Lawang Sewu
Bersama Pegipegi
Bagi kalian yang ingin bertualang
ke Semarang, jangan lupa mampir ke Lawang Sewu, ya. Untuk urusan menginap,
jangan khawatir. Sebab sudah banyak hotel
di Semarang yang murah dan terjangkau. Semua bisa kalian
temui di sekitar Lawang Sewu.
Supaya lebih mudah saat mencari
penginapan murah di Semarang, buka laman atau unduh
saja aplikasi Pegipegi. Lewat
aplikasi Pegipegi, kalian tidak perlu repot-repot lagi. Mencari hotel murah di Semarang menjadi lebih gampang dengan lima langkah sederhana.
Silakan tilik infografisnya di bawah ini.
Pertama, cari. Masuk ke halaman atau menu utama, kemudian
pilih menu hotel. Masukkan nama hotel atau kota, kemudian pilih tanggal check-in dan check-out. Saran saya, supaya mesin pencari Pegipegi langsung
menampilkan hotel yang dekat dengan Lawang Sewu, ketiklah “Lawang Sewu" di
kolom nama kota.
Kedua,
pilih. Pegipegi akan menampilkan deretan hotel dan penginapan
yang sesuai dengan kriteria pencarian kalian. Selain itu, ada pula penilaian (rating) yang dapat menjadi acuan bagi
kalian dalam memilih hotel.
Ketiga,
pesan. Setelah cocok dengan harga dan fasilitas yang tersedia,
segera klik tombol “pesan kamar”. Selanjutnya, kalian akan diminta mengisi data
pemesan dan tamu yang akan menginap.
Keempat,
bayar. Cek kembali data yang sudah diisi untuk memastikan
tidak ada kesalahan pengisian. Kalau sudah benar, segera lakukan pembayaran.
Pegipegi menyediakan beragam pilihan metode pembayaran, mulai dari transfer
antarbank, ATM, kartu kredit, atau pembayaran tunai di swalayan.
Terakhir, dapatkan
e-ticket. Setelah rampung
bayar-membayar, e-ticket akan dikirim
ke alamat surel kalian. Tunjukkan e-ticket
ini ke resepsionis di lobi hotel tempat kalian menginap dan nikmati mudahnya
mencari penginapan murah lewat Pegipegi.
Jadi, bagaimana? Sudah siap
menikmati pesona Lawang Sewu di Semarang?
***
Foto yang ditampilkan dalam
artikel ini bersumber dari Bank Indonesia Semarang dan Christian OVP. Nama masing-masing
sumber telah dicantumkan dalam setiap foto.
Saya udah sering ke Semarang, tapi belum pernah ke tempat ini, moga suatu saat kesampaian
ReplyDeleteAmin. Terima kasih sudah mampir kemari, Mas. Salam hangat.
DeleteAku sering main ke Semarang dulu, tapi blm pernah berani masuk ke Lawang Sewu, bang. Wkkwkwkwk dasar gw nya penakut mah haha.
ReplyDeleteHahaha. Bawa pasangan, Bang, dijamin berani seketika. Hehe. Terima kasih sudah mampir kemari, Bang. Salam hangat.
Delete